Menginspirasi!!! Mahasiswa Baru PGSD dari NTT

Pgsd.umsida.ac.id– Forum Ta’aruf Mahasiswa (Fortama) menjadi momen yang sangat berkesan bagi Nur Widia, mahasiswi baru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Datang dari Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Nur Widia membagikan kisah perjalanannya dalam meraih impian menjadi seorang guru di tengah tantangan geografis dan budaya yang dihadapinya.

Baca juga: Fortama Fakultas Umsida 2024: Uniknya Fortama Tahun Ini

Rasa Syukur Mendalam di Tengah Impian yang Tercapai

Saat mengikuti Fortama, Nur Widia menyampaikan perasaan bahagianya karena berhasil masuk ke prodi impiannya, PGSD.

“Saya sangat bersyukur karena bisa diterima di program studi yang sudah lama saya impikan, dan saya juga bisa berada bersama teman-teman satu angkatan 2024. Ini kesempatan besar untuk menjadi seorang mahasiswa,” ujar Widia penuh semangat.

Bagi Nur Widia, perjalanan ini bukan hanya tentang melanjutkan pendidikan, tapi juga tentang mewujudkan cita-cita menjadi guru yang mampu memberikan perubahan bagi banyak orang.

“Menjadi mahasiswa di PGSD ini berarti saya diberi kesempatan untuk bisa bermanfaat bagi orang lain,” tambahnya.

Tantangan Kuliah di Pulau Jawa

Namun, langkahnya untuk kuliah di Umsida tak selalu mudah. Sebagai mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa, Nur Widia harus menghadapi tantangan mental dan fisik.

Di kelasnya, ia menjadi satu-satunya mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, sehingga adaptasi menjadi bagian penting dari perjalanannya.

“Perasaan yang paling berat adalah soal adaptasi. Saya harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, termasuk menerima informasi dalam bahasa Jawa, meskipun saya tidak mengerti. Untungnya, teman-teman di sini sangat membantu, mereka menerjemahkan dan menjelaskan apa yang saya tidak pahami,” kata Nur Widia sambil tersenyum.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Nur Widia mengandalkan kesabaran dan kekuatan tekad.

“Kuncinya adalah bersabar dan memiliki pendirian yang kuat. Jika orang lain bisa, saya juga harus bisa. Kita tidak boleh menyerah. Meskipun tantangannya berbeda, langkah-langkah kecil yang saya ambil akan membawa perubahan besar,” ujar Widia, penuh keyakinan.

Baginya, perubahan besar berawal dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Ia percaya bahwa dengan menjalani tantangan satu per satu, ia akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan mampu memberikan dampak positif bagi orang lain. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat untuk orang lain,” tambahnya.

Visi Besar: Guru sebagai Akar Kesuksesan Bangsa

Saat ditanya mengenai harapannya setelah berkuliah, Nur Widia dengan tegas menyatakan bahwa ia ingin mengubah persepsi tentang profesi guru, khususnya di Indonesia. “Saya ingin membuktikan bahwa menjadi guru bukan tentang upah. Kita tahu bahwa banyak masalah terkait guru honorer di Indonesia, tapi kita harus sadar bahwa guru adalah akar dari masa depan bangsa ini,” tegasnya.

Nur Widia menegaskan bahwa meskipun pendapatan guru honorer seringkali rendah, profesi guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan anak-anak bangsa. Baginya, seorang guru harus bisa menjadi sumber inspirasi dan agen perubahan yang nyata di masyarakat.

Baca juga: Harmonisasi Hima PGSD 2024

Alasan Memilih PGSD dan Harapan Kedepannya

Alasan Nur Widia memilih PGSD adalah keinginannya untuk langsung memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia ingin ilmu yang didapat selama berkuliah bisa diterapkan dalam kehidupan nyata, baik di lingkungan sekitar maupun bagi generasi sebaya. “Saya ingin memberikan kontribusi nyata melalui pendidikan dan kolaborasi dengan orang lain,” jelasnya.

Ke depannya, Nur Widia berharap bisa bertahan hingga lulus tepat waktu dan menjadi pribadi yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga membawa perubahan positif. “Saya ingin melangkah bersama-sama dengan teman-teman, tidak saling kejar-kejaran, tapi bersama-sama melakukan perubahan terbaik,” pungkasnya.

Penulis: Aisyah Windy