demokratis

Pola Asuh Demokratis Tingkatkan Kemandirian Anak Tunagrahita

pgsd.umsida.ac.id – Penelitian yang dilakukan di SDN Bendo Tretek 1, Sidoarjo oleh salah satu dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Vanda Rezania MPd mengungkap bahwa pola asuh demokratis oleh orang tua dapat membantu meningkatkan kemandirian anak tunagrahita. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pola asuh orang tua dalam mendukung kemandirian anak-anak dengan kebutuhan khusus, khususnya tunagrahita, di lingkungan pendidikan dasar.

Tantangan Anak Tunagrahita

demokratis

Anak-anak tunagrahita menghadapi tantangan dalam kemampuan sosial, kognitif, dan kemandirian sehari-hari. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak-anak dengan kondisi ini memiliki keterbatasan yang bervariasi berdasarkan tingkat keparahan. Misalnya, anak dengan tunagrahita ringan dapat belajar mengurus diri sendiri dengan dukungan, sedangkan anak dengan tunagrahita berat lebih membutuhkan pendampingan penuh sepanjang hidup mereka.

“Penelitian ini penting untuk memahami bagaimana pola asuh orang tua dapat memainkan peran penting dalam mendukung anak tunagrahita untuk mencapai potensi kemandirian mereka,” jelas Vanda.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode triangulasi untuk memastikan validitas informasi.

Observasi dilakukan langsung di rumah dan sekolah anak-anak tunagrahita. “Kami melihat bagaimana orang tua memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk melakukan aktivitas mereka sendiri, namun tetap memberikan arahan dan pengawasan yang diperlukan,” tambah vanda.

Pola Asuh Demokratis Pada Anak Tunagrahita

demokratis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh demokratis efektif dalam mendorong anak tunagrahita untuk lebih mandiri. Anak-anak ini sudah dapat melakukan aktivitas dasar seperti makan, berpakaian, dan mandi secara mandiri dengan arahan dan dukungan dari orang tua mereka. Selain itu, anak tunagrahita di sekolah ini mampu menunjukkan kedisiplinan dan pengendalian emosi yang baik, berkat bimbingan yang konsisten dari orang tua.

Salah satu orang tua peserta penelitian mengungkapkan, “Kami selalu memberikan pujian ketika anak berhasil melakukan sesuatu sendiri, seperti menulis atau memilih warna. Hal ini membuat mereka lebih percaya diri.”

Implikasi Bagi Pendidikan

Penelitian ini menekankan pentingnya pola asuh yang positif, khususnya pola asuh demokratis, dalam mendukung perkembangan anak tunagrahita. Hasil studi ini juga memberikan wawasan bagi guru dan pendidik untuk bekerja sama dengan orang tua dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif.

“Dengan pola asuh yang baik, anak-anak tunagrahita bisa mengurangi ketergantungan pada orang lain dan menjadi lebih mandiri,” tutur Vanda. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengembangan program pendidikan khusus dan peningkatan keterlibatan keluarga dalam mendukung anak berkebutuhan khusus.

Artikel ini menunjukkan bagaimana pola asuh demokratis dapat menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kemandirian anak-anak tunagrahita. Ini adalah langkah maju dalam memahami peran orang tua dan lingkungan dalam mendukung pendidikan inklusif.

 

Penulis: Mutafarida