pgsd.umsida.ac.id — Pada Rabu, 24 September 2025, suasana di SD Muhammadiyah 9 Ngaban tampak berbeda dari biasanya. Sejak pagi, siswa bersama mahasiswa Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II Program Studi Pendidikan Guru Dasar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PGSD Umsida) bergotong royong menghias sudut-sudut sekolah.
Kegiatan ini disambut dengan penuh antusias, baik oleh anak-anak maupun para mahasiswa, yang bersama-sama turun tangan menata kelas agar terlihat lebih indah, menarik, dan nyaman untuk belajar.
Menghias Sudut Kelas dengan Semangat Kebersamaan
Semangat kebersamaan tampak jelas ketika siswa dan mahasiswa bekerja sama tanpa mengenal perbedaan peran. Ada siswa yang bertugas menyiapkan peralatan dan bahan, ada pula yang sibuk memotong dan menempelkan hiasan, sementara mahasiswa membantu mengarahkan sekaligus memberikan ide kreatif agar hasilnya lebih maksimal.
Proses menghias ini tidak hanya membuat ruangan sekolah tampak lebih hidup, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi siswa tentang arti kerja sama, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan sekolah.
Keceriaan pun menghiasi wajah anak-anak. Mereka merasa senang karena dilibatkan secara langsung dalam kegiatan yang berbeda dari rutinitas pembelajaran.
Lihat Juga: Penerapan Pembelajaran Kontekstual Tingkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Bagi mahasiswa PLP II, kegiatan ini menjadi momen penting untuk melatih kemampuan berinteraksi dengan siswa, memahami karakter mereka, serta mempraktikkan nilai gotong royong yang menjadi salah satu budaya khas sekolah dasar di Indonesia.
Dengan demikian, menghias sudut kelas tidak hanya menghasilkan ruang belajar yang indah, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan yang hangat antara mahasiswa dan siswa.
Kreativitas Siswa dan Mahasiswa dalam Membuat Mading
Selain menghias sudut kelas, kegiatan yang tak kalah seru adalah pembuatan mading atau majalah dinding. Mahasiswa PLP II bersama siswa SD Muhammadiyah 9 Ngaban berkolaborasi menyiapkan mading yang tidak hanya sekadar pajangan, tetapi juga menjadi wadah edukatif sekaligus inspiratif.
Melalui mading, siswa diajak untuk berani menyalurkan ide, menampilkan karya, dan menyampaikan pesan-pesan positif bagi warga sekolah.
Proses pembuatan mading dilakukan secara berkelompok. Mahasiswa berperan sebagai pendamping, membantu siswa mulai dari menyiapkan bahan, membuat rancangan desain, hingga menyusun tata letak agar tampak menarik.
Siswa pun berpartisipasi aktif dengan menempelkan hasil karya mereka, mulai dari tulisan, gambar, hingga kreasi seni lainnya. Kegiatan ini melatih siswa untuk bekerja sama, berpikir kreatif, dan belajar menghargai setiap ide yang muncul dari teman-temannya.
Kepala sekolah SD Muhammadiyah 9 Ngaban memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Dalam arahannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan gotong royong semacam ini sangat bermanfaat bagi siswa.
“Kegiatan yang kalian lakukan sangat membantu sekali dalam meningkatkan kreativitas siswa. Selain itu, kegiatan ini juga memberi pemahaman bahwa mading bukan sekadar pajangan, melainkan wadah untuk menyalurkan ide, karya, dan pesan-pesan positif bagi seluruh warga sekolah,” tuturnya.
Lihat Juga: Model PBL dengan Pendekatan STEM Tingkatkan Hasil Belajar Siswa SD
Apresiasi juga datang dari salah satu guru, Bu Ihdah, yang mengaku sangat terbantu dengan adanya program pendampingan mahasiswa. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada mahasiswa PLP II.
“Terima kasih banyak ya, Mba, Mas, karena sudah membantu. Anak-anak sangat antusias dan senang sekali mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan mahasiswa PLP II tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mereka sendiri, tetapi juga membawa dampak positif bagi guru dan siswa di sekolah.
Tingkatkan Kreativitas dan Karakter Melalui Pembuatan Mading
Dari kegiatan membuat mading, siswa belajar untuk lebih percaya diri dalam mengekspresikan gagasan dan menunjukkan hasil karyanya kepada orang lain. Mereka tidak hanya berperan sebagai penikmat karya, tetapi juga sebagai pencipta ide yang dapat menginspirasi lingkungan sekolah.
Di sisi lain, mahasiswa PLP II memperoleh pengalaman nyata dalam membangun interaksi positif dengan peserta didik. Hal ini penting sebagai bekal mereka kelak ketika terjun ke dunia pendidikan yang sesungguhnya.
Kegiatan gotong royong ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan siswa dapat memberikan manfaat besar. Siswa memperoleh kesempatan mengembangkan kreativitas sekaligus membangun karakter, sementara mahasiswa belajar tentang praktik pembelajaran yang berorientasi pada kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian.
Dengan demikian, kegiatan menghias sudut kelas dan membuat mading tidak hanya meninggalkan hasil berupa karya, tetapi juga menghadirkan nilai-nilai pendidikan yang bermakna bagi semua pihak.
Penulis: Tim PLP II
Editor: Mutafarida