pgsd.umsida.ac.id – Pendidikan karakter menjadi landasan penting dalam membentuk kepribadian siswa di tingkat Sekolah Dasar (SD). Penelitian terbaru oleh Vevy Liansari, dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar () Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), mengungkapkan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab, disiplin, dan toleransi dalam proses pembelajaran.
“Pendidikan karakter tidak hanya berfokus pada pengajaran moral, tetapi juga harus mencakup pengembangan keterampilan sosial dan etika siswa sejak dini,” ujar Vevy Liansari.
Penelitian ini menyoroti bahwa pendidikan karakter membutuhkan sinergi antara kurikulum, metode pembelajaran, dan evaluasi yang dirancang secara holistik untuk memastikan nilai-nilai karakter dapat tertanam dengan baik.
Strategi Efektif dalam Pendidikan Karakter
Kurikulum 2013, yang digunakan di banyak sekolah, menyediakan dasar yang kuat untuk penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran tematik. Penelitian ini menyarankan metode pembelajaran berbasis siswa, seperti diskusi kelompok, simulasi, dan aktivitas luar ruangan, sebagai strategi untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai karakter.
“Media pembelajaran, termasuk video edukatif, aplikasi digital, dan permainan interaktif, mampu membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak seperti kejujuran dan tanggung jawab dengan lebih efektif,” tambah Vevy.
Selain itu, evaluasi pembelajaran diarahkan untuk mencakup aspek kognitif dan afektif melalui portofolio, jurnal refleksi, dan observasi langsung terhadap perilaku siswa selama kegiatan belajar.
Peran Keluarga dan Lingkungan Sekolah
Penelitian ini juga menyoroti peran besar keluarga dan lingkungan sekolah dalam mendukung pendidikan karakter. Pola asuh, nilai-nilai keluarga, dan keterlibatan orang tua dalam aktivitas belajar siswa menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan pendidikan karakter.
“Keluarga adalah guru pertama bagi anak. Apa yang diajarkan di rumah sangat berpengaruh pada bagaimana anak menerapkan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah,” jelas Vevy.
Di sisi lain, kolaborasi antara guru, siswa, dan masyarakat juga dianggap esensial untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung pembentukan karakter positif.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun memiliki banyak potensi, pendidikan karakter di SD menghadapi beberapa tantangan. Salah satu kendala utama adalah kurangnya konsistensi dalam penerapan nilai-nilai karakter, baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu, minimnya pelatihan untuk guru mengenai metode pendidikan karakter juga menjadi hambatan signifikan.
“Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang lebih kolaboratif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pelatihan guru secara berkala dan sistem komunikasi yang efektif antara pihak sekolah dan orang tua juga harus menjadi prioritas,” ungkap Vevy.
Melalui upaya yang berkesinambungan, pendidikan karakter di SD dapat menjadi fondasi yang kuat bagi pembentukan generasi muda yang berintegritas, bermoral, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Program ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas secara keseluruhan.
Penulis: Mutafarida