pgsd.umsida.ac.id – Penelitian terbaru menunjukkan pentingnya pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) dalam mengembangkan keterampilan abad 21, termasuk berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Studi yang dilakukan oleh Fitria Wulandari MPd dan Devi Iffadah Rizky Ariza Putri dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bertujuan untuk menganalisis sikap siswa sekolah dasar terhadap STEM dan keterampilan abad 21, dengan fokus pada perspektif gender.
Mengapa STEM Penting untuk Pendidikan Dasar?
Dalam dunia yang terus berkembang pesat, keterampilan abad 21 menjadi keharusan bagi setiap individu untuk beradaptasi. STEM menjadi pendekatan pembelajaran yang relevan karena mengintegrasikan sains, teknologi, teknik, dan matematika untuk menyelesaikan masalah dunia nyata. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran berbasis STEM tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga membentuk karakter siswa sebagai pemecah masalah, inovator, dan pemikir kritis.
Hasil Penelitian Sikap Siswa terhadap STEM
Penelitian dilakukan pada 37 siswa kelas 6 di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Hasil menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap STEM bervariasi di setiap domain. Dalam bidang sains, rata-rata skor siswa adalah 3,45 (sedang), sementara untuk matematika skor berada di angka 2,97 (rendah). Domain teknologi/rekayasa mencatat skor 3,76 (sedang), dan keterampilan abad 21 memiliki skor tertinggi, yaitu 3,91 (sedang). Penelitian ini juga menemukan perbedaan signifikan antara sikap siswa laki-laki dan perempuan terhadap STEM.
Peran Gender dalam Pendidikan STEM
Penelitian ini mengungkapkan bahwa siswa laki-laki cenderung memiliki aspirasi lebih tinggi terhadap karir di bidang STEM dibandingkan siswa perempuan. Hal ini menunjukkan pentingnya mengatasi bias gender dalam pendidikan STEM. Sebagai contoh, siswa laki-laki memiliki minat lebih besar dalam teknologi dan rekayasa, sementara siswa perempuan menunjukkan sikap positif terhadap kolaborasi dan kreativitas.
Rekomendasi untuk Pendidikan di Masa Depan
Penelitian ini merekomendasikan bahwa pendidik perlu lebih proaktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung STEM untuk semua gender. Dengan memanfaatkan pendekatan berbasis proyek dan masalah nyata, siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, penting untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran interaktif yang mendorong keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi.
Penelitian ini menjadi langkah awal dalam memahami bagaimana STEM dan keterampilan abad 21 dapat diterapkan di tingkat sekolah dasar, sekaligus mengatasi tantangan bias gender dalam pendidikan. Dengan penerapan yang tepat, pendidikan berbasis STEM dapat menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Penulis: Mutafarida