karakter

Penguatan Karakter Religius dan Kedisiplinan Melalui Pembiasaan di SD Muhammadiyah

pgsd.umsida.ac.id – Karakter merupakan aspek fundamental yang membentuk perilaku, etika, dan moral seseorang. Penguatan karakter religius dan disiplin menjadi landasan penting dalam pendidikan untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur.

Pentingnya Karakter Religius dan Disiplin

Penelitian yang dilakukan oleh para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo di SD Muhammadiyah Sidoarjo memberikan wawasan mendalam tentang peran pembiasaan dalam membangun karakter siswa.

Menurut penelitian ini, pendidikan karakter tidak hanya menjelaskan konsep baik dan buruk tetapi menanamkan nilai-nilai tersebut melalui tindakan nyata sehari-hari. “Pembiasaan adalah kunci untuk membentuk perilaku positif siswa,” ujar Mohammad Faizal Amir, salah satu peneliti.

Metode Penelitian: Observasi dan Pendekatan Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah siswa SD Muhammadiyah Sidoarjo, dengan informan utama adalah para guru dan kepala sekolah. Observasi dilakukan untuk melihat implementasi pembiasaan yang diterapkan di sekolah dalam membentuk karakter religius dan disiplin.

“Metode ini membantu kami memahami proses pembentukan karakter siswa secara mendalam dan bagaimana pembiasaan menjadi alat efektif untuk pendidikan karakter,” jelas Dwi Silvi Atuszahroh, peneliti lainnya.

Hasil Penelitian: Program Pembiasaan Efektif

karakter

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiasaan melalui aktivitas tertentu secara konsisten dapat membentuk karakter religius dan disiplin siswa. Berikut beberapa program unggulan yang diterapkan:

  1. Menghafal Surat Pendek dan Hadis
    Kegiatan ini dilakukan setiap pagi sebelum belajar dimulai. Siswa diajak menghafal surat pendek Al-Qur’an dan hadis-hadis terkait kehidupan sehari-hari. Metode muroja’ah, atau pengulangan hafalan, diterapkan untuk memastikan hafalan siswa tetap terjaga. “Dengan metode ini, siswa tidak hanya menghafal tetapi juga memahami makna dari bacaan mereka,” tambah Ayu Nur Roudhotul Jannah.
  2. Salat Dhuha Berjamaah
    Program salat dhuha dilakukan secara rutin di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai religius dan memperkuat hubungan spiritual siswa dengan Tuhan. Salat dhuha juga menjadi ajang bagi siswa untuk belajar kebersamaan dan kedisiplinan. “Kegiatan ini memberikan dampak positif pada perilaku siswa, baik di sekolah maupun di rumah,” ujar Zulfiya Faradina.
  3. Pemenuhan Aturan Sekolah
    Penerapan aturan sekolah, seperti datang tepat waktu, mengenakan seragam sesuai ketentuan, dan menjaga ketertiban kelas, menjadi sarana membentuk kedisiplinan. Guru dan staf sekolah berperan aktif dalam mengawasi dan membimbing siswa untuk menaati aturan. “Disiplin yang dibangun di sekolah mencerminkan perilaku siswa di masyarakat,” jelas Mohammad Fanani.
Implikasi Pendidikan Karakter

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiasaan adalah strategi yang efektif untuk membentuk karakter religius dan disiplin siswa. Melalui kegiatan menghafal, salat dhuha, dan penerapan aturan sekolah, siswa tidak hanya berkembang dalam aspek akademik tetapi juga memiliki moral yang kuat.

Program ini juga memberikan panduan bagi pendidik dan calon pendidik untuk mengimplementasikan pendidikan karakter secara praktis. “Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya peran orang tua dalam mendukung program pembiasaan di sekolah agar nilai-nilai yang diajarkan dapat diterapkan di rumah,” kata Yerrys Mardiyansyah.

Dengan pembiasaan yang konsisten, diharapkan siswa mampu menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bermoral, religius, dan disiplin, sehingga siap menghadapi tantangan masa depan. “Karakter adalah fondasi dari setiap kesuksesan,” tutup Faizal.

 

Penulis: Mutafarida